Tuesday, October 17, 2017

Melupakan



Kupikir cara paling mudah untuk melupakan ialah dengan berlari, menciptakan jarak sejauh-jauhnya hingga tubuh merasa lelah untuk sekedar mengingatmu kembali. Mungkin di jalan-jalan yang aku lewati akan Kutemukan banyak perihal yang membuatku tertawa, lalu lupa pada kesedihan yang menjadi alasanku pergi; tetapi aku lupa bahwa segala tentangmu bertempat di ingatan yang selalu kubawa kemana-mana.
.
Kupikir cara paling mudah untuk memaafkan ialah dengan mengabaikan salahmu, menganggap semua tidak pernah terjadi lalu menyakinkan diri sendiri bahwa semua baik-baik saja. Mungkin luka-luka yang berbaris rapi di dada bisa tiba-tiba saja hilang seperti ketika kita meletakkan dompet di jalan raya; tetapi aku lupa bahwa cinta ialah tentang rasa sakit yang menolak disembuhkan; pedih yang diam² dinikmati.
.
Perpisahan hanyalah perkara waktu, bila mungkin tiada hal-hal di dunia yang bisa memberi alasan satu dari kita pergi lebih dulu, maka usia yang akan memutusnya. Tetapi yang terjadi di antara kita ialah kau pergi dengan sebab sederhana; sudah tidak lagi ada cinta. Tidak ada yang sepenuhnya salah ataupun seluruhnya benar dihadapan perpisahan, kita adalah terdakwa yang  menyusun pembelaan untuk diri sendiri demi terhindar dari hukum penyesalan berkepanjangan. Maka maafkan, bila sikapku pada akhirnya membuat kau memutuskan untuk meninggalkan "kita."
.
Katamu cinta itu adalah perihal doa-doa yang tak luput diucapkan meski raga tak cukup dekat untuk bisa didekap dengan kedua tangan. Maka yang bisa kulakukan sekarang ialah menyelipkan doa untukmu, agar kau tak lupa menjaga diri, dengan menjadi bahagia dan mulia tentu saja.
.
Jum'ah mubarah, cantik. Semoga setelah selesai kau membaca ini, kau berkenan untuk tersenyum sembari mendoakan beberapa perihal baik untukku; agar mampu melupakanmu misalnya.
.
.
Catatan masa Lampau...  Semoga di berkahi dan disertai nikmat-Nya

No comments:

Post a Comment

Mahasiwa Zaman Now

  lucuketawangakak.blogspot.com Mahasiswa Zaman Now S elama manusia masih menempati bumi ini, maka selama itu pula man...