Apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata Idonesia?
Mungkin dari sebagian orang akan menjawab, Indonesia merupakan sebuah negara
kepulaan/maritim, atau mungkin juga ada yang menjawab Indonesia adalah
bangsa/negara yang majemuk, atau ada mungkin yang menjawab Indonesia itu
merupakan sebuah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Apapun itu
persepsi orang akan Indonesia yang pasti dan negara lain tidak memiliki halnya
negara Indonesia adalah kemajemukannya,
terlepas apakah itu dalam agama, suku budaya, politik, sosial dan lainnya. Dalam menjalani kehidupan di negara yang
majemuk tentunya kita akan banyak menemukan kelompok maupun komunitas soial yang
secara tidak langsung mereka saling berhadap-hadapan baik secara lisan maupun
fisik.
Dalam kemajemukan tersebut, Agama merupakan salah satu identitas
yang paling menonjol dalam sosial kultur
yang berujung pada terjadinya konflik secara horizontal. Khususnya negara
Indonesia, kita ketahui bersama pada beberapa tahun kebelakang tentu kita
sangat terpukul atas banyaknya kematian saudara kita di Bali yang dilakukan
oleh oknum yang mengatasnamkan Islam, kemudian disusul dengan maraknya
terorisme yang juga sama mengatasnamakan ajaran Islam, sehingga pada dewasa ini
agama Islam di identikan dengan agama yang rasis, radikal, anarkis dan lain sebagainya.
Kemudian dengan rentetan kasus tadi apakah Islam
itu adalah sebuah agama yang memang benar anarkis dan radikal?
Ditengah manipulasi dan bertebarannya opini
yang sembrono, berteriak keselamatan dengan bahan bakar kemarahan baik di
lembaga pendidikan, birokrasi dan yang lebih parahnya dilembaga keagamaan.
Mereka sangat berambisi menyebarkan wacana tentang kehidupan indah nan sejuk
melalui orator serta ceramahnya yang provokatif, mengajarkan untuk saling
membenarkan kelompoknya sendiri yang berakibat memunculkan konflik khusunya
dalam keberagamaan juga ras. Sungguhpun demikian para cendikiawan dan para
Ulama yang sejati selalu ada di tengah-tengah huru hara dan hiruk pikuknya
kondisi bangsa ini.
Cepatnya akses media informasi baik itu berupa media cetak maupun media
elektronik memungkinkan para oknum tertentu memanfaatkan celah ini untuk
menguasai ruang publik demi kepentingan politiknya mereka tidak malu untuk
mengenakann kedok keagamaan.
Kata Islam sendiri diambil dari bahasa Arab salama yang artinya “selamat”, dengan
kata lain Islam mengajarkan dan mengajak seluruh umat manusia menuju
keselamatan baik secara lahiriyah maupun secara batiniyahnya. Keselamtan dan juga keamanan yang diberikan
Islam tidak hanya diperuntukan bagi pemeluknya saja melainkan bagi semua umat
manusia terlepas apakah ia beragam Yahudi, Nasrani, Budha maupun Hindu,
simpelnya Islam memberikan keselamatn bagi seluruh manusia termasuk Atheis, hal
tersebut termaktub didalam kiatb suci
Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 170 yang artinya “Kami tidak mengutus engkau,
Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia”. Berbuat
baik (meberi kasih sayang) dan berlaku adil merupakan dua hal yang harus
dilaksanakan sebagai kaum muslim kepada saudara seiman maupun kepada saudara
setanah air terlebih kepada mereka yang berbeda agama. Karena orang-orang
non muslim mempunyai kedudukan yang khusus dalam muamalah dan juga
undang-undang Islam.
Toleransi dan kesejukan lagi-lagi menjadi obat utama ditengah
maraknya pergolakan politik dan sosio kultur negara Indonesia tercinta, dalam
hal ini Islam menaruh porsi khusus bagi segenap manusia untuk mempunyai rasa
toleransi yang tinggi dan memang toleransi Islam dalam interaksinya yang baik,
muamalahnya yang lembut, perhatiannya mengenai hubungan dengan tetangga, dan
juga toleransi dalam masalah perasan kemanusiaan yang besar, yakni dengan
keadilan , kebaikan, rahmat, dan kemurahan hati. Toleransi merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Pada puncak perhatiannya Islam melindungi segenap
nayawa, harta juga keturunan yang kesemuanya itu tidak dapat dicapai oleh
syariat apapun di dunia ini. Tindakan penganiayaan terhadap jiwa dalam Islam sangat
dilarang dan itu merupakan perbuatan keji karena telah melanggar undang-undang
agama Islam, menodai sesuatu yang dimuliakan dan dilindungi Allah, memerangi
fitrah manusia merupakan tindakan kriminal terhadap seluruh hak-hak manusia.
Pelaksanaan sikap toleransi sangat
dianjurkan dalam Islam ia jugs termasuk inti ajaran Islam, kerangka toleransi
ini mengahruskan adanya lapang dada dengan cara memegang prinsip-prinsip pribadi
dan menghargai prinsip kelompok tanpa mengorbankan prinsip prinsip sendiri.
Pada dasarnya konflik dalam kemajemukan memang selamanya tidak akan bisa
dihindari, tapi setidaknya dengan adanya sikap toleransi antar umat beragama,
atar suku dan lebih jauhnya antar daerah bisa terminimalisir dengan toleransi
tersebut.
Agama Islam khususnya dan juga agama lain
pada initnya bekerja unutk menjaga kehidupan dengan segala unsur yang ada
(harta – akal – kehormatan – jiwa). Agama Islam merupakan faktor yang sangat
urgen dalam merealisasikan keutuhan
hubungan antara kelompok dan pemersatu bangsa. Prinsip ini menguatkan penjagaan untuk
akal. Akal harus menyatukan kecendrungan perasaan individu dan mengarahkannya,
agar ruhnya dapat selaras dengan dirinya dan orang lain, sehingga
terealisasilah kedamaian sosial. Akal memberikan target kehidupan emosioanl,
dan perasaan akan memberikan kecakapan untuk akal. Yang pada akhirnya baik
wahyu, akal dan hati akan berkesinambungan memahami pelbagai fenomena yang
terjadi dewasa ini.