Thursday, September 6, 2018

Menjadi Manusia Qurani (Become a Quranic Man)


  • Setiap insan di dunia ini hampir semuanya mengetahui dan mempunyai pegangan (Agama) sebagai sarana transportasi menuju kebahagiaan bersama Illahnya masing-masing, termasuk kaum Ateis sendiri ia menginginkan kehidupan yang bahagia di dunia dan kelak setelah meninggal ia menginginkan ketenangan. Maka, bagi kaum Ateis sendiri ketenangan lah yang menjadi salah satu Tuhannya dari sekian Tuhan yang mereka mereka pertuhankan secara tidak langsung seperti uang, jabatan, dan masih banyak yang lainnya. Dalam pada itu setiap Agama pasti memiliki sebuah ajaran yang menjembatani keinginan setiap insan dengan ikut andil merealisasikan norma-norma, susila dan akhlak yang semestinya insan tersebut lakukan sesuai ketentuan dan perintah Illahnya masing-masing. Seperangkat aturan, norma-norma akhlak tersebut selalu dan hampir dipastikan semuanya berbentuk teks dan non teks alias, ada yang tersirat dan juga tersurat yang secara langsung diterima daripada Tuhannya kepada setiap delegasi-Nya di dunia ini.
    Sebagai Umat Islam tentu kita sadari betul tindak tanduk kita harus bersesuaian dengan apa yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya yaitu Al-Quran. Maka, manusia yang paling sadar dan paling indah serta akan sangat dicintai oleh Allah SWT, tatkala segala sesuatu yang diperintahkan-Nya ia implementasikan dalam kehidupannya sebagai bentuk rasa bersyukur atas segala karunia dan nikmat yang telah Allah SWT berikan.
    Sejarah mencatatkan bahwasanya Rasulullah Saw adalah insan kamil yang sekaligus menjadi Al-Quran berjalan yang membimbing dan memberikan suri tauladan, bagi para sahabatnya. Generasi pertama Islam ini disebut juga sebagai (Khoirul qurun), atau dalam istilah Sayid Qutub disebut sebagai "mereka adalah manusia-manusia yang dalam diri mereka bertemu konsep langit dan realitas bumi. Untum menjadikan pribadi kita layaknya seperti generasi awal rasanya itu sebuah mimpi di siang bolong, lantas apakah kita bisa menjadi insan Qurani? Jawabannya menurut hemat saya bisa! Tapi dalam kapasitas kita sebagai orang yang mempelajari Quran. Salah satu contoh mempelajari Al-Quran adalah dengan membaca keadaan atau dalam bahasa milenialnya
  • PEKA. Memang sangatlah susah mewujudkan insan Qurani dengan kapasitas kita sebagai orang awam bahkan Islam kita pun turunan alias turut tumut kepada orang tua kita. 
  • Al-Gazali (w.1111 M) pernah berkata "jika engkau bukanlah seorang Ulama dan bukan pula anak Ulama hendaklah engkau biasakan menulis". Barangkali menulis adalah salah satu cara kita untuk mengarahkan menjadi insan Qurani dengan selalu memberikan informasi yang bermanfaat, bernuansa IPTEK dan Islami sebagai kerangka taqarub ilallah.

       (English Version)
Every human being in this world almost all knows and has a handle (Religion) as a means of transportation towards happiness with each other, including the Atheists themselves who want a happy life in the world and after death they want peace. So, for Atheists themselves, it is the calm that is one of the Lord of the Gods whom they indirectly question, such as money, position, and many others. At the same time, each Religion must have a teaching that bridges the desire of every human being by contributing to the realization of norms, morality and morals that should be done by the human beings according to the rules and orders of each of them. A set of rules, these moral norms are always and almost certainly all in the form of text and non-text aliases, there are implied and explicit expressions that are directly received from their Lord to each of His delegates in this world.
As Muslims we certainly realize that our actions must be in accordance with what God has commanded in His word, the Koran. So, the human being is the most conscious and most beautiful and will be very loved by Allah SWT, when everything he commands he implements in his life as a form of gratitude for all the gifts and blessings that Allah SWT has given.
History records that the Messenger of Allah was a human being who simultaneously became a running Al-Quran who guided and gave examples, for his friends. This first generation of Islam is also referred to as (Khoirul qurun), or in the term Sayid Qutub referred to as "they are human beings who meet themselves in the concept of the heavens and the reality of the earth. Untum makes our person like an early generation it feels like a dream in the afternoon perforated, then can we become Koranic people? The answer is in my opinion, I can! But in our capacity as people who study the Quran, one example of learning the Koran is to read the state or in its millennial language
SENSITIVE. Indeed, it is very difficult to realize a Koranic person with our capacity as a layman, even our Islam is also a derivative alias contributing to our parents.Al-Gazali (w.1111 M) once said "if you are not a Ulama and not a child of the Ulama you should make it a habit to write". Perhaps writing is one of our ways to be a Koranic person by always providing useful, nuanced and Islamic information as a framework for taqarub ilallah.

No comments:

Post a Comment

Mahasiwa Zaman Now

  lucuketawangakak.blogspot.com Mahasiswa Zaman Now S elama manusia masih menempati bumi ini, maka selama itu pula man...